Muslim Tanpa Masjid: Mencari Metode Aplikasi Nilai-nilai al-Qur'an pada Masa Kini

KUNTOWIJOYO (1943-2005) adalah seorang budayawan, sastrawan, dan sejarawan kelahiran Indonesia.

IRCiSoD (Cetakan pertama, 2018)
vii + 451 halaman termasuk Rujukan dan Indeks

RM69.00

In stock

ISBN: 9786027696532 Product ID: 43626 Subjects: , Sub-subjects: , , ,

Muslim Tanpa Masjid: Mencari Metode Aplikasi Nilai-nilai al-Qur’an pada Masa Kini merupakan sebuah kompilasi esei Kuntowijoyo yang meneroka secara tajam berbagai kecenderungan baru Islam di Indonesia dewasa ini dengan suatu metode yang disebutnya strukturalisme transendental. Inilah jurus paling baru Kunto dalam memahami sekaligus menerapkan ajaran-ajaran Islam dalam konteks kekinian. Menarik, karena ia muncul dari serpihan fenomena reformasi Indonesia yang lepas dari tafsir budaya para pengamat pada 21 Mei 1998 yang silam. Dalam pandangan sekilas, aksi para mahasiswa saat itu memang tampak sebagai landscape politik, tetapi tidak demikian halnya dalam lirikan Kuntowijoyo. Di permukaan memang seperti itu, namun pada struktur yang ada di bawah (deep structure) Kuntowijoyo melihat lebih jelas adanya panorama budaya dan agama.

Ketika itu, bersamaan dengan Soeharto lengser keprabon jutaan pasang mata warga Indonesia menyaksikan melalui layar TV ribuan mahasiswa muslim yang menduduki gedung MPR/DPR serentak mengadakan sujud syukur. Pemandangan yang mengharukan ini tentu memberi kesan tersendiri bagi umat Islam, ternyata para mahasiswa itu muslim juga. Tetapi, tidak lama setelah itu haru biru tersebut berubah menjadi keterkejutan, khususnya bagi Kuntowijoyo, ketika para mahasiswa ramai-ramai memasang dan mengangkat spanduk yang berisi penolakan terhadap B.J. Habibie sebagai Presiden RI. Padahal, sebagaimana telah menjadi rahasia umum bahwa Habibie adalah lambang bagi golongan Islam.

Pada sisi yang lain, keterkejutan itu memunculkan keraguan di benak umat dan dapat diduga ujung-ujungnya membuahkan perlawanan. Para mahasiswa muslim dan masyarakat Islam berangkat dari Masjid al-Azhar pada 22 Mei 1998 dengan membawa spanduk-spanduk yang menyatakan dukungan kepada B.J. Habibie. Pada saat itu nyaris terjadi bentrokan fisik antara mahasiswa di gedung MPR/DPR dengan mahasiswa dan masyarakat muslim itu. Lalu, bagaimana tafsir dan maknanya, mahasiswa yang sujud syukur dan menolak B.J. Habibie sebagai presiden dengan mahasiswa dan masyarakat muslim yang berangkat dari Masjid al-Azhar untuk menyuarakan dukungannya terhadap Habibie? Jawaban Kuntowijoyo terhadap persoalan inilah yang akan membawa kita pada pemahaman tentang topik tulisan ini.

Pengantar
Strukturalisme Transendental

BAGIAN PERTAMA: ESAI-ESAI AGAMA
1. Dalam Masyarakat Industrial Ulama Bukan Lagi Kategori Soial
2. Peranan Cendekiawan Muslim
3. Islam Indonesia Kontemporer: Mencari Jati Diri Ormas Agama
4. SI-Putih, SI-Merah, dan Pembaruan Pemikiran Islam
5. Impian Besar Sering Mengecewakan: 50 Tahun Sejarah Umat Islam
6. Tjokroaminoto, Natsir, dan Habibie: Tiga Tonggak Sejarah Umat
7. ICMI, Mobilitas Sosial, dan Demokratisasi
8. Dari Kerukunan ke Kerja Sama, Dari Toleransi ke Kooperasi
9. Paradigma Baru Ilmu-ilmu Islam: Ilmu Sosial Profetik sebagai Gerakan Intelektual
10. Tiga Strategi Pergerakan Islam: Struktur, Kultur, dan Mobilitas Sosial
11. Muslim Tanpa Masjid
12. Agenda Umat Islam

BAGIAN KEDUA: ESAI-ESAI BUDAYA
1. Majelis Kesenian Islam: Mencari Teori, Strategi, dan Metode Organisasi
2. Muhammadiyah sebagai Gerakan Kebudayaan Tanpa Kebudayaan, atau Satu Lagi Alasan Mengapa NU dan Muhammadiyah Harus Bersatu
3. Agama, Budaya, dan Transformasi Industrial
4. Kebudayaan, Masyarakat Industri Lanjut, dan Dakwah
5. Agama dan Kebudayaan
6. Seni: Alat Dakwah atau Simbol?
7. Islam dan Budaya Lokal
8. Islamisasi Jawaisme
9. Strategi Pengembangan Kebudayaan Islam
10. Islam dan Seni

BAGIAN KETIGA: ESAI-ESAI POLITIK
1. Islam dan Kebangsaan
2. Kesadaran Nasional, SI, dan ICMI
3. Penghinaan, Pengadilan, dan Ghirah
4. Pluralisme Positif
5. Bahasa Baru Wacana Politik Umat Islam
6. Objektifikasi
7. Strategi Baru Politik Umat Islam
8. Struktur Budaya, Struktur Sosial, dan Struktur Teknik Sebuah Analisis Politik
9. Enam Alasan untuk Tidak Mendirikan Parpol Islam
10. Peta Politik bagi Umat Islam
11. Mistifikasi Politik Gaya PKB dan Gaya SI
12. Bagaimana Demokrasi Politik Mengecoh

PENUTUP
1. Ilmu Sosial Profetik: Etika Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

Daftar Pustaka
Indeks

Weight0.363 kg
Dimensions19.5 × 13.5 × 2.6 cm
Author(s)

Edition

Format

Language

Publisher

Year Published

,

Reviews

There are no reviews yet

Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.

More from this Author

  • Khotbah di atas Bukit

    Khotbah di atas Bukit

    RM49.00
  • Maklumat Sastra Profetik

    Maklumat Sastra Profetik

    RM44.00
  • Pasar

    Pasar

    RM55.00