Koro

Koro karya Faisal Tehrani mengisahkan kehidupan lelaki yang hilang alat sulitnya di negara khayalan bernama Hujung Manani. Novel satira ini berkisarkan kepada watak protagonisnya, seorang diktator bernama Priapus dan isterinya Datin Lotis, yang menggunakan ilmu hitam, iaitu kuasa seekor harimau. Ketika kapal perang Amerika berlabuh di Melayu pada 1832, kapal itu tak bisa menggantikan pendudukan Belanda, Prancis atau inggris yang telah mengangkut lada hitam sejak ratusan tahun. Kapal itu, Friendship, justru dibakar dalam sebuah peperangan yang berlangsung sangat singkat. Namun Amerika mewariskan suatu huru-hara yang menghantui alam Melayu hingga hari ini, kecemasan terhadap penis yang menciut, atau sindrom koro. Di suatu negara yang dijalankan lewat budaya patriarki, penis adalah pusat edar. Tak peduli agama, suku, watak kapitalistik atau sosialistik, penis dan seksualitas secara diam-diam menggerakkan manusia untuk menciptakan mitos, menundukkan sesama, mempengaruhi cara pandang beragama, membangun peradaban. Novel ini berpusat pada penis, atau penis sebagai peristiwa sejarah dan budaya di alam Melayu, yang menyertai kedatangan Hindu, Buddha, Islam, lalu penjajahan Barat. Bertempat di suatu negara imajinatif, Hujung Manani, yang dijalankan oleh seorang diktator dan dikuasai budaya patriarki, yang dijatuhkan oleh perempuan setelah seluruh laki-lakinya tenggelam dalam kecemasan terhadap ukuran penis.